Bubua Kampiun di Pical Ayang
Dalam perjalanan bis yang cukup panjang (15 jam) dari Parapat ke Bukittinggi, saya lumayan kaget waktu iseng-iseng bertanya lewat twitter (@pergidulu) mengenai rekomendasi things to do dan things to eat di Bukittinggi, ternyata banyak sekali mention yang masuk. Akhirnya saya pun dengan semangat mulai mencatat dan membuat daftar wisata kuliner di Bukittinggi. Selama 5 hari di Bukittinggi, kami berusaha mencoret satu per satu daftar rekomendasi wisata kuliner tersebut, namun karena keterbatasan waktu dan kapasitas perut, kami tidak sanggup mencoba semua rekomendasi kuliner di Bukittinggi tersebut. Penasaran dengan daftar makanan yang direkomendasikan? Silakan telusuri satu per satu makanannya:
Pical Sikai khas Bukittinggi
Pical Sikai khas Bukittinggi

1. Pical Sikai & Lamang Tapai

Lokasi: Jalan Panorama 19c, dekat pintu masuk Taman Panorama & Lobang Jepang
Dari daftar 10 Wisata Kuliner di Bukittinggi memang ini favorit kami. Makanannya simpel tapi rasanya maknyus, tempatnya bersih dan pelayanannya ramah. Pical Sikai ini sebenarnya sejenis pecal kalau di Jawa. Yang khas dari Pical Sikai ini adalah adanya jantung pisang dan rebung di antara sayuran rebus lainnya. Bumbu kacangnya pun pas, tidak terlalu pedas dan tidak terlalu manis. Setelah diajak ngobrol sebentar, uni yang baik hati menawarkan kami untuk mencoba lamang tapainya (non-alkohol), sekaligus minuman fermentasi yang mengandung alkoholnya.
Lamang Tapai di Pical Sikai
Lamang Tapai di Pical Sikai

2. Sate danguang danguang khas Payakumbuh

Lokasi: malam hari di area Kampung Cina
Sesuai dengan judulnya, sate danguang danguang ini banyak ditemukan di Payakumbuh, namun di Bukittinggi malam hari ada gerobak yang menjual sate jenis ini. Satenya berupa daging tipis-tipis yang sudah menyerap bumbu yang mengandung kelapa. Bumbunya berwarna kuning dan agak seperti lem. Rasanya agak pedas tapi tidak terlalu pedas. Disajikan menggunakan piring plastik kecil yang dilapis daun pisang bersama beberapa potong lontong. Lebih maknyus lagi kalau ditambahkan sebungkus krupuk kulit sebelum disiram kuah panasnya.
Sate danguang danguang khas Payakumbuh
Sate danguang danguang khas Payakumbuh

3. Nasi Kapau Uni Lies

Lokasi: Los Lambuang Pasa Ateh (Pasar Atas)
Banyak sekali yang merekomendasikan jenis makanan ini sebagai makanan khas Bukittinggi. Namun sayang meskipun taste-nya ok, kami kurang nyaman saat makan nasi kapau Uni Lies. Selain karena peralatan makanannya yang kurang bersih, kami merasa ‘ditekan’ oleh para uni di sana. Baru sampai di lokasi langsung disodori air kobokan dan ditanya duduk di mana, padahal kami belum memutuskan apakah akan makan di sana atau tidak. Kemudian saat menjelaskan sayuran-sayurannya kepada Adam sambil menunjuk-nunjuk, ternyata uni yang di atas panggung langsung menyendokkan sayuran tesebut dam menyodorkan piringnya kepada kami. Saat saya tolak, sang uni terlihat kesal. Akhirnya dengan panik karena sudah dikerubungi oleh tukang ngamen dan uni-uni, kami makan nasi kapau di sana, masing-masing ditemani sayuran wajib kol kuning, daun singkong dan dadak rendang (potongan singkong kering dalam bumbu rendang), ditambah ayam rendang dan dendeng batokok. Ujung-ujungnya kami di-charge Rp 90.000,- (untuk 2 orang).
Kios Nasi Kapau Uni Lies di Los Lambuang
Kios Nasi Kapau Uni Lies di Los Lambuang
Nasi Kapau Uni Lies
Nasi Kapau Uni Lies

4. Kerupuk siram

Lokasi: sore menjelang malam di sekitar Jam Gadang
Seharusnya sih katanya ini kerupuk siram mie, namun saat itu saya hanya ditawari siram bumbu kacang yang ternyata rasanya mirip bumbu kari. Harganya Rp 4.000,- untuk sepotong kerupuk lebar yang dilumuri bumbu sate/kari. Enak buat cemilan sambil menikmati sunset di sekitar Jam Gadang.
Kerupuk Siram di dekat Jam Gadang
Kerupuk Siram di dekat Jam Gadang

5. Pical Ayang

Lokasi: Jalan Ateh Ngarai (simpang Ngarai Sianok)
Alasan utama mengunjungi Pical Ayang ini pastinya adalah Bubua Kampiun, bubur manis yang terdiri dari campuran lupis, bubur lemu, candil, bubur kacang hijau kemudian disiram santan dan gula merah. Karena Adam tidak suka bubur, dia coba lontong sayur yang rasanya sih enak, tapi lebih enak lagi kalau kuahnya panas. Selain itu kami juga mencomot beberapa gorengan seperti perkedel, martabak mini dan bala-bala. Masih banyak lagi makanan yang dicoba di sini, di antaranya picalnya yang sepertinya menggunakan mie. Harganya murah pula, semangkuk bubur kamiun dibandrol Rp 6.000,-, lontong sayur tanpa telur Rp 5.000,- dan gorengan Rp 1.000,- per buah.
Bubua Kampiun di Pical Ayang
Bubua Kampiun di Pical Ayang
Lontong Sayur di Pical Ayang
Lontong Sayur di Pical Ayang

6. Ayam Pop di R.M. Family Benteng

Lokasi: Jalan Benteng Indah (dekat pintu masuk ke Fort de Kock)
Sesuai dengan rekomendasi, katanya ayam pop bermula dari restoran family benteng ini. Dan ternyata benar, ayam pop-nya nikmat sekali rasanya. Sama sekali tidak terbayang warna ayam yang pucat bisa seenak itu rasanya. Selain ayam pop, kami juga makan rendang hitamnya. Sama enaknya dengan rendang di Simpang Raya.
Ayam pop dan makanan padang lainnya di RM Family Benteng
Ayam pop dan makanan padang lainnya di RM Family Benteng

7. Es Tebak

Lokasi: malam hari di area Kampung Cina, dekat sate danguang danguang
Waktu itu kami menemukan Es Tebak ini di lokasi yang sama dengan gerobak sate danguang danguang. Es Tebak (te-nya dibaca seperti te pada kata ‘sate’) ini mirip dengan es campur, isinya berbagai macam campuran agar-agar, sejenis cendol, tape, roti kemudian ditutup dengan es serut yang menggunung, disiram susu kental manis dan sirup frambozen.
Es Tebak
Es Tebak

8. Cinduak Langkok

Lokasi: Los Lambuang Pasa Ateh (Pasar Atas)
Katanya sih ini artinya cendol lengkap. Penasaran dengan cendol khas bukittinggi, kami pun mampir ke kios di sebelah uni lies di los lambuang. Ternyata cendol lengkapnya menggunakan lupis, cendol 2 warna (pink & hijau) yang teksturnya agak lembek, ditambah es batu dan kuah santan. Not bad…..tapi saya sih masih lebih suka Cendol Elizabeth Bandung ;)
Cinduak Langkok di Los Lambuang
Cinduak Langkok di Los Lambuang

9. Mie Pangsit Ayam & Lontong Sayur Bukik Apik

Lokasi: Jalan Ahmad Yani, Kampung Cina, dekat bawah Jembatan Limpapeh
Mungkin ini bukan makanan khas Sumatera Barat, tapi kalau bosan makanan bersantan, boleh lah ganti menu dengan mie pangsit ayam ini. Mirip yamien Bandung, pakai sayuran dan suiran ayam kemudian taburan bawang goreng. Selain itu, di sini kalau pagi-pagi ada lontong sayur dengan menggunakan kuah kacang.
Mie Pangsit
Mie Pangsit

10. Rimbun Espresso & Brew Bar

Lokasi: Jalan Ahmad Yani, dekat bawah Jembatan Limpapeh
Kangen dengan specialty coffee seperti yang disajikan di berbagai coffee shop modern di Bandung dan Jakarta, Adam dengan senang hati bolak balik ke Rimbun Espresso & Brew Bar ini. Desain interiornya cukup modern untuk ukuran Bukittinggi. Katanya sih mereka baru buka sekitar 6 bulan yang lalu. Untuk rasa, coffee bikinan salah satu baristanya bisa diadu dengan kopi-kopi bikinan barista di coffee shop Bandung.
Secangkir 'magic' di Rimbun Coffeeshop
Secangkir ‘magic’ di Rimbun Coffeeshop
Karena kapasitas perut kami terbatas, tidak semua rekomendasi yang masuk dari twitter kami coba. Selain itu juga memang ada yang pada dasarnya kami tidak suka.
Jika 10 rekomendasi kuliner Bukittinggi di atas masih kurang, bisa coba makanan berikut ini:
  • Ampiang dadiah (emping dengan susu fermentasi kerbau, biasanya di rumah makan padang atau pasar atas). Agak ngeri coba karena memang tidak suka daging kerbau.
  • Pisang Kapik di pasar. Yang ini sebenarnya pengin coba dan sempat lihat waktu keluyuran di pasar, namun tidak sempat karena perut sudah keburu penuh. Tapi dari deskripsinya terdengar menggiurkan koq. Pisang dibakar di atas bara tempurung kelapa, dikepit sampai gepeng kemudian ditaburi parutan kelapa dan gula merah.
  • Gulai tambusu, bagian dari side dishes di nasi kapau. Usus sapi yang diisi dengan campuran telur, tahu dan bumbu-bumbu lain, jadi mirip sosis.
  • Kopi Kawa Daun (minuman yang terbuat dari daun kopi yang direbus, jadi seperti teh rasa kopi). Sudah mengincar ini saat roadtrip ke luar bukittinggi karena katanya pondok kopi ini kebanyakan di jalan luar kota. Tapi belum berjodoh karena waktu lihat masih pagi dan pondok kopi biasanya bukanya sore saat udara mulai dingin. Sedangkan sore kami sudah buru-buru pulang ke penginapan karena sering hujan.
  • Sala lauak (gorengan yang bentuknya seperti bola-bola ubi. Terbuat dari campuran tepung, ikan dan bumbu-bumbu lainnya)
  • sumber : http://www.pergidulu.com/wisata-kuliner-bukittinggi/